2. ANDREW FAISAL 2243.07.011
3. M. AMRI 2243.07.012
Bab I
Pendahuluan
1. Latar belakang masalah
Indonesia secara geografis dikenal sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari pulau – pulau besar dan kecil yang diapit oleh dua samudra dan benua, serta penduduknya yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan segala kebutuhannya, menjadikan fasilitas penunjangnya seperti pelabuhan merupakan syarat mutlak bagi terciptanya kesejahteraan yang merata serta faktor pendukung terhadap kebutuhan wilayah dan kelangsungan hidup suatu bangsa dan Negara berdaulat. Oleh karenanya dibutuhkan keseriusan dari semua pihak di dalam pengelolaan transportasi dan pelabuhan demi terciptanya tujuan yang dimaksud.
Pengelolaan operasional transportasi selalu disesuaikan dengan keadaan dan kondisi antar wilayah dan Negara, untuk itu dibutuhkan suatu system terpadu dari berbagai perangkat pendukung dan perangkat inti agar tidak terjadi kesenjangan diseluruh kegiatan transportasi yang ada pada suatu Negara. Adapun perangkat inti dan perangkat transportasi yng meliputi antara lain suatu terminal stasiun yang berfungsi sebagai tempat pengangkutan dan penurunan penumpang maupun barang, system komunikasi yang terkomputerisasi serta system penghubung itu sendiri dan alat pengangkutannya.
PT. Jakarta Internasional Container terminal, dalam rangka melayani kegiatan bongkar muat peti kemas khususnya wilayah pelabuhan tanjung priok, merupakan operator terminal petikemas yang tersibuk disbanding terminal yang lain. Dalam penyelenggaran pelayanan jasa terminal peti kemas, kualitas pelayanannya sangat dipengaruhi perkembangan teknologi transportasi laut terutama armada kapal – kapal pengangkut petikemas yang setiap saat mengalami perkembangan yang lebih modern.
Untuk menanggulangi besarnya arus impor petikemas yang ada dalam suatu Negara, dibutuhkan suatu system penanganan yang ada dalam suatu Negara, dibutuhkan suatu system penanganan yang ada dalam suatu pelabuhan yang dapat menjaga kelancaran pengiriman sehingga dapat mencegah terjadinya kongesti dan stagnasi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi dan mengemukakan dalam bentuk sebuah judul
“ Strategi penanganan pengiriman petikemas pada PT. Jakarta international container terminal di pelabuhan tanjung priok pada tahun 2010”
2. Perumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis mencoba untuk mengidentifikasi beberapa permasalahan yaitu :
· Proses penanganan pengiriman petikemas pada PT. Jakarta international container terminal masih mengalami beberapa hambatan
· Timbulnya hambatan dapat menimbulakan keterlambatan waktu pengiriman
· Identifikasi faktor internal ( kekuatan dan kelemahan ) dan faktor eksternal
( peluang dan ancaman ) pada PT. Jakarta international container terminal
2. Pembatasan masalah
Dalam penulisan ini, penulis hanya akan membahas permasalahan yang meliputi penanganan pengiriman petikemas pada PT. Jakarta international container terminal pada tahun 2010. Disertai penentuan internal strategic factor analysis summary ( IFAS ) dan external strategic factor analysis summary ( EFAS ).
3. Pokok permasalahan
Berdasarkan pengamatan sementara penulis, perumusan permasalahan yang akan penulis angkat adalah :
a) Bagaimana kekuatan perusahaan dalam menghadapi persaingan antar perusahaan sejenis ?
b) Kendala apa saja yang dihadapi perusahaan sehingga mempengaruhi penanganan pengiriman petikemas?
c) Bagaiman posisi perusahaan berdasarkan analisis SWOT dalam menentukan strategi?
3. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
a) Untuk mengetahui penanganan pengiriman petikemas berdasarkan penyerahan petikemas pada PT.jakarta international container terminal
b) Untuk mengetahui hambatan dalam penanganan pengiriman petikemas pada PT.JICT
c) Untuk mengetahui posisi perusahaan berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal perusahaan dalam menentukan strategi perusahaan.
2. Manfaat penelitian
a) Bagi penulis
Untuk dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan ketika kuliah dalam sebuah bentuk penelitian yang ilmiah, khususnya dalam manajemen pengoperasian petikemas.
b) Bagi lembaga dan masyarakat
Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat atau referensi yang berkaitan dengan kegiatan pengiriman petikemas serta sebagai masukan
c) Bagi perusahaan
Dengan adnya penelitian dan penyusunan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kegiatan operasioanal di terminal petikemas khususnya bagi peminat program studi MTL.agar pelayanan jasa petikemas dapat ditingkatkan kea rah yang lebih baik dan optimal
4. Metodologi penelitian
Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi inimenggunakan data primer dan sekunder, yaitu :
1) Pengumpulan data
a) Penelitian kepustakaan ( library research )
Dalam hal ini penulis mencari data – data yang sesuai dengan objek penelitian yang diambil oleh penulis, baik dalam buku diktat, maupun dari jurnal – jurnal yang ada yang dapat dijadikan referensi dalam penulisan ini
2) Teknik analisis data
Dalam menganalisis penanganan pengiriman petikemas berdasarkan prosedur penyerahan petikemas pada PT.JICT, penulis menggunakan analisis SWOT. Dimana analisis ini digunakan untuk membandingkan antara faktor eksternal peluang ( opportunities ) dan ancaman ( threats ) dengan faktor internal kekuatan ( strengths ) dan kelemahan ( weaknesses ) untuk menentukan strategi perusahaan.
E. sistematika penulisan
dalam penulisan skripsi ini,pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam 5 ( lima ) bab pokok bahasan, serta beberapa sub – bab yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :
bab I pendahuluan
pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujauna dan manfaat penulisan serta metodologi penelitian yang
digunakan oleh penulis dalam penyusunan ini, juga tidak ketinggalan
sistematika penulisan.
Bab II landasan teori
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori – teori yang digunakan penulis
Dalam penyusunan
Bab III gambaran umum perusahaan
Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum perusahaan yang
Menjadi objek penelitian penulis. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah
Kegiatan usahanya samapai dengan struktur organisasi dari penduduk tsb
Bab IV analisis dan pembahasan
pada bab ini berisikan penjelasan dan pembahasan masalah penanganan
pengiriman petikemas berdasarkan prosedur penyerahan petikemas
PT. Jakarta International Container Terminal, hambatan yang terjadi,serta
Mengetahui dimana posisi persaingan perusahaan berdasarkan analisi SWOT
Bab V penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada bab – bab
Sebelumnya, dan juga berisi saran – saran perbaikan yang berhubungan
Dengan masalah yang dibahas oleh penulis
Bab II
Landasan teori
1. Pengertian strategi
Strategi adalah :
· Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi, untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat perkembangan tersebut berikut ini :
· Chandler ( 1962 ) “strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya”
· learned, Christensen,Andrews and guth ( 1965 )
“strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu focus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada”
· porter ( 1985 )
strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing “ sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan”
pada prinsipnya, strategi dapat dikelompokkan tiga tipe strategi :
rangkuti, ( 1997: 7 )
A. strategi manajemen
strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar dan sebagainya
B. strategi investasi
strategi ini melakukan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi diventasi dan sebagainya.
C. Strategi bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi dan strategi – strategi yang berhubungan dengan keuangan.
2. Pengertian penanganan
Dalam kegiatan ekspor maupun impor, tentunya dibutuhkan suatu penanganan dari dokumen – dokumen yang terkait didalamnya. Penanganan dokumen ini harus dilakukan dengan seksama, karena apabila terjadi kesalahan keterlambatan sehinnga menimbulkan kerugian bagi pihak – pihak terkait didalamnya.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( 2005 : 1137 ), penanganan adalah proses, cara atau perbuatan menangani.
Sehingga dari semua pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa penaganan adalah suatu proses dalam menangani surat – surat yang terkait dalam penyerahan barang – barang yang masuk kedalam daerah pabean Indonesia.
3. Pengertian bongkar muat
Menurut sudjatmiko ( 1997 : 384 ) bongkar muat adalah:
“sesuatu pemindahan barang dari suatu tempat ketempat lain, dan bisa juga dikatakn pembongkaran barang dari kapal ke dermaga lalu kegudang dan juga sebaliknya dari gudang ke dermaga kemudian diangkat ke kapal.
“penyediaan jasa bongkar muat adalah perusahaan yang melakukan kegiatan bongkar muat ( stevedoring, cargodoring, dan receiving and delivery ) “
Pemerintah republic Indonesia juga mendefinisikan bongkar muat di dalam keputusan menteri perhubungan no. KM 33 tahun 2001 pasal 1 ayat 22 yaitu :
Kegiatan bongkar muat adalah barang dari dan atau ke kapal meliputi kegiatan pembongkaran muatan dari palka ke atsa dermaga dilambung kapal atau sebaliknya (stevedoring ), kegiatan pemindahan barang dari dermaga kelambung kapal kegudang / lapangan penumpukkan atau sebaliknya ( cargodoring ) dan kegiatan pengambilan barang dari gudang / lapangan dibawa keatas truk atau sebaliknya ( receiving/delivery ).
4. Ruang lingkup bongkar muat
Sebagaimana definisi dari bongkar muat yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, tergambar jelas tentang ruang lingkup kegiatan dari kegiatan bongkar muat sebagai berikut.
A. Stevedoring
Stevedoring adalah pekerjaan membongkar/memuat barang dari ke dermaga dan sebalikya. Yang meliputi kegiatan shifting, lashing/unlashing, dunnaging, sweeping, baggig/unbagging,retowing, sorting, trimming, cleaning, open/closing hatches, dan rain-tent cover up. ( suyono,2005:310 )
B. Cargodoring
Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang ari tali-tali/jala-jala ( ex tackle ) di dermaga dan mengangkut dari dermaga kegudang/lapangan penumpukan yang meliputi kegiatan long distance, overbrengen, angkutan Bandar ( suyono,2005:310)
C. Receiving dan delivery
Pengertian receiving dan delivery dapat bermacam-macam karena disesuaikan dengan tempat pelaksanaan kegiatan sebagai contoh receiving dan delivery dapat diartikan penyerahan dan penerimaan muatan langsung dissi kapal atau yang terjadi di gudang secara langsung ataupun tidak langsung, adapun pengertian receiving dan delivery adalah : “ receiving dan delivery adalah pekerjaan memindahkan muatan dari tempat penimbunan ke atas kendaraan di pintu tempat penimbunan” ( suyono,2005:311 )
5. Peralatan bongkar muat
Seluruh peralatan yang digunakan dalam kegiatan penangana barang di atas kapal dermaga dan di lokasi penumpukan,secara umum perlatan dapat dibagi menjadi :
1.peralatan mekanik
2.perlatan non mekanik
6. Kegiatan bongkar muat
Dalam melakukan kegiatan bongkar muat dilakukan di fasilitas terminal barang baik container atau barang-barang umum, dan kegiatannya dapat dibedakan menjadi dua macam menurut hananto soewedo, (2000:35)
1) Secara langsung
Cara langsung kerap kali dikenal dengan nama “truck loosing” artinya pemuatan atau pembongkaran dari kapal ke truck atau pemuatan dari truck langsung ke atas kapal. Kegiatan ini memerlukan izin khusus karena ada beberapa komponen pembayaran ongkos pelabuhan pemuatan/ tujuan (opp/opt), dalam penanganan muatan kendaraan yang dibongkar atau muat secara roro car carrier juga dapat menggunakan system langsung seperti ini namun kondisi ini jarang sekali dilakukan.
2) Secara tidak langsung
Cara tidak langsung adalah kegiatan bongkar muat dari kapal ke dermaga,pemindahan dari dermaga ke gudang transit selanjutnya kegiatan delivery kepada penerima barang atau yang mewakili. Sebaliknya kegiatan receiving adalah menerima dari pengiriman barang atu yang mewakili.jadi dapat disimpulkan bahwa secara tidak tidak langsung dapat dilakakn beberapa cara yaitu :
a.melalui gudang laut
b.melalui tongkang
c.melalui tongkang lalu ke gudang
7. Pengertian delivery
Pengertian menurut suyono ( 2005:311) sbb :
“ pekerjaan memindahkan barang dari timbunan/tempat penumpukan di gudang penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun di atas kendaraandi pintu gudang penumpukan atau sebaliknya.
8. Pengertian gate
Pengertian gate menurut sutiyar ( 1987:54 ) dalam bukunya kamus istilah pelyaran dan perkapalan yang dimaksud dengan gate adalah sebagai berikut :
“ gate adalah pintu gerbang “
Didalam sebuah terminal petiu kemas ,gate memiliki peranan yang sangat penting guna memperlancar arus barang ekspor maupun impor.adapun fungsi gate antara lain :
1.sebagai filter awal pelayanan peti kemas ekspor
a.serah terima petikemas dari consignee kepada jict
b.akurasi petikemas untuk head print loading
c.mempercepat kinerja pelayanan muat
2.sebagai filter akhir pelayanan petikemas impor :
a.memastikan bahwa petikemas yang telah diserahkan kepada pemilik adalah benar dan sesuai dengan prosedur
b.mempercepat penyediaan space import
9. Pengertian terminal
Berdasarkan ketentuan pasal 1 dari keputusan direksi pelabuhan Indonesia 11 nomor HK.56/25/p.1-11-2002 terminal adalah :
“terminal yang dilengkapi sekurang-kurangnya dengan fasilitas berupa tambatan,dermaga,lapangan penumpukan, ( container yard ), serta peralatan yang layak untuk melayani kegiatan bongkar muat petikemas”
10. Pengertian lapangan penumpukan
Menurut suyono ( 2005:271) lapangan penumpukan adalah:
Lapangan penumpukan adalah pemuatan dari pelabuhan muat ke pelabuhan pembongkaran yang sudah berisi muatan dengan kondisi pengapalanya full container load (fcl)
11. Analisis swot
Menurut freddy rangkuti (1997:18) Analisis swot adalah identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pemasaran. Analisa ini bersarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength ) dan peluang ( opportunities ), namun, secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan ( weaknesses ) dan ancaman ( threats ). Kinerja perusahaan dapat ditentukan dari kombinasi faktor internal dan eksternal kedua faktor tersebut harus di pertimbangkn dalam analisa swot.
1) Strength
Kekuatan adalah situasi internal organisasi yang berupa kompetensi/kapabilitas/sumber daya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan sebagai alternative untuk menangani peluang ancaman.
2) Weakness
Kelemahan adalah situasi internal organisasi dimana kompetensi/kapabilitas/sumber daya organisasi sulit digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman.
3) Opportunity
Peluang adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan.organisasi yang berada dalam satu industry yang sama secara umum akan merasa diuntungkan bila dihadapkan dalam kondisi tersebut.
4) Thearts
Ancaman adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan.organisasi-organisasi yang berada dalam suatu industry yang sama secara umum akan merasa dirugikan atau terancam pabila dihadapkan dalam kondisi eksternal tersebut.
Matrix swot dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat sisesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Menurut freddy rangkuti (1997:22) data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti :
a. Analisa pasar
b. Analisa pesaing
c. Analisa komunitas
d. Analisa pemasok
e. Analisa pemerintah
f. Analisa kelompok kepentingan tertentu
Sedangkan data internal,data seperti :
a. Laporan keuangan ( neraca,laba – rugi,alur kas, struktur pendanaan )
b. Laporan kegiatan sumber daya manusi
c. Laporan kegiatan operasional
d. Laporan kegiatan pemasaran
Setelah mengetahui factor eksternal dan internal maka dibuatlah matrik, yang mencantumkan factor – factor tadi, berikut langkah menentukan ifas dan efas.
Langkah – langkah membuat matrix factor strategi internal ( IFAS ) :
1. Tentukan factor – factor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan pada kolom 1
2. Beri bobot masing – masing factor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 ( paling penting) sampai 0,0 ( tidak penting ) berdasarkan pengaru factor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan ( semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00 )
3. Hitung rating ( dalam kolom 3 ) untuk masing – masing factor dengan memberikan skala mulai dari 4 ( outstanding ) sampai dengan 1 ( poor ), berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Variable yang bersifat positif ( semua variable yang masuk kategori kekuatan ) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 ( sangat baik ) dengan membandingkannya dengan rata – rata industry atau pesaing utama. Sedangkan variable negative,kebalikannya.contohnya,jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata – rata industry,nilainya adalah 1,00 sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata – rata industry,nilainya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,untuk memperoleh factor pembobotan pada kolom 4,hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 ( outstanding) sampai dengan 1,0 ( poor)
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa factor tertentu dipilih dan bagaimana skor pebobotan dihitung.
6. Jumlahkan skor pembobotan ( pada kolom 4 ) untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan.nilai total menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap factor – factor strategis internalnya.skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industry yang sama.
Langkah – langkah membuat efas adalah sebagai berikut :
1. Susunlah dalam kolom 1 ( 5 sampai dengan peluang 10 dan ancaman )
2. Beri bobot pada masing – masing factor dalam kolom 2,mulai dari 1,0 ( sangat penting ) factor – factor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap factor strategis.
3. Hitung rating ( dalam kolom 3 ) untuk masing – masing factor dengan memberikan skala mulai dari 4 ( outstanding ) sampai dengan memberikan skala 1 ( poor ) berdasarkan pengaruh factor tersebut kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk factor peluang bersifa positif ( peluang yang semakin besar diberi rating +4,tetapi jika peluangnya kecil,diberi rating 1 ) rating ancaman adalah kebalikannya.misalnya jika ancaman sangat besar,rating adalah 1,sebaliknnya jika ancaman ratingnya 4.
4. Kaikan bobot pada kolm 2 dengan rating pada kolom 3,untuk memperoleh factor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 ( outstanding ) sampai dengan 1,0 ( poor)
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar tau catatan mengapa factor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
6. Jumlahkan skor pembobotan ( pada kolom 4 ) untu memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaiman perusahaan tertentu bereaksi terhadap factor – factor strategis eksternalnya.total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan prusahaan lainnya dalam kelompok industry yang sama, adapapun contoh matriks posisi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Table II.I
Internal factor analysis summary ( IFAS )
faktor faktor internal | Bobot | rating | skor |
Strengths | | | |
Jaringan | | | |
Lokasi perusahaan | | | |
Asset perusahaan | | | |
Pelatihan karyawan | | | |
Efektivitas penawaran | | | |
Peralatan operasional | | | |
Relationship antara perusahaan dengan pelanggan | | | |
Sub total | | | |
Weaknesses ( kelemahan ) | | | |
Proses pengambilan keputusan | | | |
Jenjang karier | | | |
Manajemen yang focus kerjanya tidak merata | | | |
Efisiensi dalam melaksanakan tugas masing – masing | | | |
Strategi pemasaran | | | |
Sub total | | | |
total | | | |
Tabel II.2
Eksternal factor analysis summary ( EFAS )
Faktor – faktor eksternal | bobot | rating | skor |
Peluang | | | |
Gaya hidup dan kondisi sosial | | | |
Brand image | | | |
Kesetiaan pelanggan | | | |
Investasi dan kerjasama dengan perusahaan lain | | | |
Aktivitas konsumen | | | |
Sub total | | | |
Threats | | | |
Perusahaan pesaing | | | |
Stabilitas politik | | | |
Fluktuasi harga | | | |
Kenaikan bbm | | | |
Sub total | | | |
total | | | |
Sumber : freddy rangkuti ( 2000 : 22 )
Setelah bobot dan rating ditentukan, maka selanjutnya menentukan pada kuadran mana posisi perusahaan.penilaian SWOT menurut D.A Lasse ( 2006:26 -27 ) dihitung dan dijumlahkan dengan rumus :
Sumbu horizontal ( x ) = total strength – total weakness
Sumbu vertical ( y) = total oppurtinities - total threat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar